Langsung ke konten utama

Materi Paedagogik | 5.0 Pengembangan Potensi Peserta Didik Part (1/4)

Materi Paedagogik setelah penilaian adalah pengembangan potensi didik. materinya dibagi menjadi 3 bagian yaitu konsep perkembangan prilaku dan pribadi dan potensi peserta didik lalu perkembangan fisik motorik, kemampuan intelektual, kecerdasan emosi, ketrampilan sosial, moral. dan spriritual peserta didik juga kemampuan awal dan kesulitan belajar peserta didik.

Part 1 artikel ini membahas tentang perkembangan prilaku dan pribadi peserta didik sisanya akan dibahas dibagaian lain artikel ini.



A. Perkembangan Peserta Didik

Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada prestasi terbaiknya sesuai dengan potensinya. Jadi hal pertama yang perlu dipahami adalah bagaimana karakteristik peserta didik asuhannya dan cara mengembangkan potensinya. 

Informasi mengenai karakteristik peserta didik dalam berbagai aspek menjadi satu acuan dalam menentukan kedalaman dan keluasan materi sehingga sesuai dengan perkembangan peserta didik. 

Berdasarkan pemahaman tersebut guru perlu bekerja keras dan kreatif untuk mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk media, bahan ajar, dan metode pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik secara tepat dan kreatif sehingga sesuai dengan perkembangan mereka termasuk gaya belajarnya.

1. Konsep Perkembangan Perilaku dan Pribadi Peserta Didik

1. Pengertian Individu

Dalam konteks pendidikan peserta didik harus dipandang sebagai pribadi yang utuh, yaitu sebagai satu kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai satu kesatuan jasmani dan rohani, serta sebagai mahluk Tuhan.


Dengan melihat sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut pada hakekatnya setiap manusia adalah pribadi atau individu yang utuh, tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan dan bersifat unik

2. Keragaman Karakteristik Individu

Keragaman karakteristik dapat dilihat secara fisik, kepribadian dan perilaku seperti berbicara, bertindak, mengerjakan tugas, memecahkan masalah.

Dari berbagai keragaman karakteristik peserta didik yang paling penting dipahami oleh guru adalah keragaman dalam kecakapan (ability) dan kepribadian (Makmun, 2009:53)

Adanya informasi mengenai karakteristik individu memberikan implikasi kepada proses pembelajaran yaitu pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sebagai individu. 

Sangat penting bagi guru memahami keragaman karakteristik individu peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Pemahaman ini sangat bermanfaat dalam memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan tepat sehingga dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara efektif. Selain itu, guru dapat menyusun dan mengorganisasikan materi pembelajaran dan menentukan media yang tepat. 

Pemahaman karakteristik individu peserta didik juga berguna untuk memotivasi dan membimbing peserta didik sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal sesuai dengan potensinya. 

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keragaman Individu

Karakteristik atau ciri-ciri individual adalah keseluruhan perilaku dan kemampuan individu sebagai hasil pembawaan dan lingkungan.

Pembawaan yang bersifat alamiah (nature) adalah karakteristik individu yang dibawa sejak lahir (diwariskan dari keturunan), sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya. 

Nature dan nurture ini merupakan faktor yang mempengaruhi keragaman individual

a. Tahapan Perkembangan Perilaku dan Pribadi Peserta Didik

Ada tiga istilah yang mengambarkan tahapan perubahan pada peserta didik.
  • Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan alamiah secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
  • Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksinya dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih mencerminkan perubahan psikologis. Menurut Libert, Paulus, dan Strauss (Sunarto, 2002: 39)
  • Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada masa-masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan dan merupakan kesiapan awal dari suatu fungsi psikofisik untuk menjalankan fungsinya (Makmun, 2009: 79).
Belajar atau pendidikan dan latihan adalah cara untuk melakukan perubahan perilaku sebagai hasil usaha yang disengaja oleh individu, 

Kematangan dan pertumbuhan adalah perubahan yang berlangsung secara alamiah

Pada batas-batas tertentu Perkembangan dapat dipercepat melalui proses belajar

Para ahli psikologi sependapat bahwa terdapat urutan yang teratur dalam perkembangan yang tergantung pada pematangan organisme sewaktu berinteraksi dengan lingkungan.

Banyak pendapat ahli mengenai tahapan perkembangan, namun berkaitan dengan pembelajaran (pendidikan) menurut Yusuf (2014: 23) digunakan pentahapan yang bersifat eklektik. 

Berdasarkan pendapat tersebut, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan adalah seperti di bawah ini.

Pemahaman tahapan perkembangan yang dapat digunakan oleh pendidik meliputi: 
  1. Apa yang harus diberikan kepada peserta didik pada masa perkembangan tertentu? 
  2. Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar kepada peserta didik pada masa-masa tertentu?


Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Umur 6 – 7 tahun umumnya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. 

Pada masa ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. 

Masa keserasian bersekolah.dibagi menjadi dua fase sebagai berikut ini: masa kelas rendah ( 6 sd 10 tahun) sekolah dasar dan masa kelas tinggi (9 sd 13 tahun) sekolah dasar.

b. Masa kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6/7 tahun sampai 9/10 tahun.

Menurut Yusuf (2014:24) beberapa sifat anak-anak masa ini adalah sebagai berikut. 

  1. Ada hubungan positif yang tinggi antara kondisi jasmani dengan prestasi, misalnya bila jasmaninya sehat maka banyak mendapatkan prestasi.
  2. Sikap mematuhi kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
  3. Terdapat kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri).
  4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.
  5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka anak akan mengabaikannya karena soal itu dianggap tidak penting.
  6. Pada masa ini (terutama 6,0 – 8,0 tahun) anak menginginkan nilai (nilai rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak

c. Masa kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0/10,0 sampai umur 12,0/13,0 tahun. 

Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut.

  1. Memiliki minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret sehingga cenderung membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
  2. Sangat realistik, ingin mengetahui, dan ingin belajar.
  3. Menjelang akhir masa ini sudah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, menurut para ahli aliran teori faktor hal ini ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor atau bakat-bakat khusus.
  4. Sampai sekitar umur 11,0 tahun anak memerlukan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Setelah ini berakhir, umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya
  5. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar di sekolah.
  6. Anak-anak pada umur ini senang membentuk kelompok sebaya umumnya agar dapat bermain bersama-sama. Umumnya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional yang sudah ada, mereka membuat peraturan sendiri. 


Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa yang disebut masa poeral. Berdasarkan penelitian banyak ahli, sifat-sifat khas anak-anak masa poeral (Yusuf, 2014:25) dapat dirangkum dalam dua hal, yaitu:

  1. Diarahkan untuk berkuasa: sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poeral ditujukan untuk berkuasa; apa yang diidam-idamkannya adalah si kuat, si jujur,si juara, dan sebagainya.
  2. Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya; misalnya, mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini membutuhkan kelompok-kelompok sebaya. Dorongan bersaing pada mereka besar sekali, karena itu masa ini sering diberi ciri sebagai masa kompetisi sosial

d. Prinsip-prinsip Perkembangan dan Implikasinya terhadap Pendidikan

Berikut ini adalah prinsip-prinsip perkembangan yang perlu diperhatikan untuk memahami perkembangan anak. 

Pemahaman ini akan menolong saat membimbing peserta didik. Menurut Makmun (2009:85) beberapa prinsip atau hukum perkembangan dan implikasinya dalam pendididkan, yaitu seperti di bawah ini.

Prinsip/Hukum Perkembangan

Implikasi Terhadap Pendidikan

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan (H: heredity), lingkungan (E: environment),dan kematangan (T:time) P= f (H,E,T) atau P= f a + b1H +b2E + b3T

 

Pengembangan (penyusunan, pemilihan, penggunaan) materi, strategi, metodologi, sumber, evaluasi belajar-mengajar hendaknya memperhatikan ketiga faktor tersebut.

Misalnya ketika guru akan membelajarkan matematika kepada peserta didik SD, maka pemilihan aspek-aspek di muka hendaknya memperhatikan tingkat kemampuan kognitif peserta didik, dan tahap perkembangan kognitifnya.

Umumnya peserta didik SD masih berpikir konkret, berikan contoh-contoh yang sesuai dengan taraf pemahaman dan pengalaman yang sudah dimiliki peserta didik.

 

Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap (progresif, sistematik, berkesinambungan):      

 1. Progresif: perubahan yang terjadi bersifat   maju/meningkat/ mendalam/ meluas.                2. Sistematik: perubahan antar bagian terdapat saling ketergantungan sebagai suatu kesatuan yang harmonis.                                                               3. Berkesinambungan: perubahan berlangsung secara beraturan dan berurutan, serta tidak meloncat-loncat

 

Program (kurikulum) pembelajaran disusun secara

bertahap dan berjenjang

1. dari yang sederhana menuju kompleks

2. dari mudah menuju sukar

3. sistem belajar-mengajar diorganisasikan agar merlaksananya prinsip mastery learning   (belajar tuntas) dan continous progress (maju     berkelanjutan)

Bagian-bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan tingkat kematangan masing-masing.

 Meskipun demikian, sebagai kesatuan organis dalam prosesnya terdapat korelasi dan bahkan kompensatoris antara yang satu dengan yang lainnya

Sampai batas tertentu, program dan strategi

belajar-mengajar seyogyanya dalam bentuk:

1. correlated curriculum (kurikulum yang     berhubungan) atau

2. broadfields (ruang lingkup luas), atau

3. subject matter oriented (berorientasi materi      subjek, sampai batas tertentu pula)


Terdapat variasi dalam tempo dan irama perkembangan antar individu dan kelompok tertentu (menurut latar belakang, jenis geografis dan budaya)

 1.       Setiap anak memiliki tempo kecepatan            perkembangan sendiri-sendiri, ada          yang cepat, sedang, dan lambat.

2.      2. Perkembangan berlangsung sesuai                dengan iramanya, pada suatu masa laju          perkembangannya cepat, tapi pada waktu berikutnya lambat

Program dan strategi pembelajaran, sampai batas tertentu, seyogyanya diorganisasikan agar memungkinkan belajar secara individual di samping secara kelompok (misalnya dengan sistem pengajaran Modula atau SPM)

Terdapat perbedaan kecepatan perkembangan di antara peserta didik, ada yang cepat, normal dan lambat.

Guru seyogyanya sampai batas tertentu selain membuat program dan strategi belajar mengajar secara kelompok, juga membuat program dan strategi pembelajaran individual bagi peserta didik.

 

Proses perkembangan itu pada awalnya lebih bersifat diferensiasi dan pada akhirnya lebih bersifat integrasi antar bagian dan fungsi organisme.

Program dan strategi pembelajaran seyogyanya diorganisasikan agar memungkinkan proses yang bersifat:

1. deduktif-induktif: dari umum ke khusus

2. anilisis-sintesis: mengidentifikasi bagian-bagian kemudian merangkai bagian-bagian menjadi suatu kesatuan.

 Contoh: peserta didik menguraikan kata sebagai bagian dari kalimat - kemudian peserta didik merangkai kata-kata menjadi suatu kalimat.

Contoh: peserta didik menguraikan bagian-bagian dari komputer, lalu siswa menyusun bagian-bagian itu menjadi komputer yang utuh.

 3. global-spesifik-global

 Contoh: Anak mengenal kata sebagai suatu keseluruhan, lalu mengenal huruf-huruf yang membentuk kata, kemudian melihat kata sebagai suatu keseluruhan.

 

Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan

Program dan strategi pembelajaran seyogyanya dikembangkan dan diorganisasikan agar merangsang, mempercepat, dan menghindari ekses memperlambat laju perkembangan anak didik.

 Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi (titik puncak) dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan dari suatu fungsi untuk menjalankan fungsinya.

Pada masa peka (kematangan) anak sangat mudah menerima rangsangan untuk tumbuh berkembang secara cepat. Oleh karena itu program dan strategi pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan kematangan aspek perkembangan peserta didik.

Contoh:

• program untuk mengembangkan          keterampilan    dasar seperti membaca,       menulis, dan berhitung.

• mulai usia 6 tahun sudah berkembang       koordinasi antara mata dan tangan maka     dapat diberikan rangsangan untuk     mengembangkan kemampuan membidik,     menyepak, melempar, dan menangkap.

• peserta didik kelas awal belum mampu/matang untuk menangkap masalah-masalah yang  bersifat abstrak, maka program dan strategi    pembelajaran harus bersifat konkret yang    disertai

contoh konkret.

Usaha pemaksasan terhadap kecepatan tibanya masa peka/kematangan yang terlalu awal akan mengganggu perkembangan tingkah laku anak.


Laju perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak dari periode-periode berikutnya

Lingkungan hidup dan pendidikan kanak-kanak (TK) sangat penting untuk memperkaya pengalaman dan mempercepat laju perkembangannya


 

e. Tugas-tugas Perkembangan Akhir Masa Kanak-kanak

Menurut Havighurst (Hurlock, 2003:9) tugas-tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu. 

Apabila individu berhasil menguasai tugas-tugas perkembangan akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya. Sebaliknya apabila tidak berhasil maka akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan menimbulkan kesulitan 
dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya.

Pendidikan hakekatnya bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan. 
Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havighurts (Hurlock, 2003:10) adalah sebagai berikut ini. 

  1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan dan kegiatan fisik.
  2. Membangun sikap hidup yang sehat. 
  3. Belajar bergaul dan bekerja sama dengan teman-teman seusianya.
  4. Mulai belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya.
  5. Mempelajari keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.
  6. Mengembangkan pengertian-pengertian atau konsep yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
  7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan nilai-nilai.
  8. Mempelajari sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga. 
  9. Mencapai kemandirian pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A.4.3 Telaah Pembelajaran dengan Penerapan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)

Mengapa Guru Perlu Memahami Culturally ResponsiveTeaching? Culturally Responsive Teaching adalah konsep yang sangat penting bagi guru untuk dipahami karena dapat membantu mereka dalam memberikan pengajaran yang lebih efektif dan relevan bagi siswa dari berbagai latar belakang budaya.  Dengan memahami konsep ini, guru dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami kebutuhan dan keunikan siswa dari berbagai latar belakang budaya, sehingga mereka dapat merancang pengajaran yang lebih inklusif dan menarik bagi siswa. Definisi Culturally Responsive Teaching Culturally Responsive Teaching adalah pendekatan pengajaran yang memperhatikan keberagaman budaya dan latar belakang siswa dalam proses pembelajaran . Konsep ini melibatkan penggunaan strategi dan teknik pengajaran yang mencerminkan keberagaman siswa, serta memperhitungkan perbedaan budaya dalam cara siswa belajar. Dalam praktiknya, guru yang menerapkan Culturally Responsive Teaching akan memastikan bahwa materi pelajaran yang disam

A.3.4 Hasil Telaah dan minta komentar teman sejawat | Materi Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan TaRL

Pemahaman Merancang Pembelajaran Berbasis TaRL Teaching at The Right Level (TaRL) merupakan pendekatan pembelajaran yang fokus pada tingkat kemampuan peserta didik. Saat menjadi guru, Bapak/Ibu guru mungkin pernah menemukan peserta didik yang belum mampu mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dibawah ini adalah Indetifikasi Pemahaman Merancang Pembelajaran Berbasis TaRL yang berbentu tabel Tabel 3.2 Elaborasi Pemahaman Merancang Pembelajaran Berbasis TaRL Komponen Pembelajaran   Apa   yang saya ketahui   Apa yang ingin   saya ketahui   Bagaimana   saya dapat mengetahuinya   Apa yang telah   saya pelajari   Tujuan   pembelajaran TP berasal dari analisi Kata kerja Operasional(komptensi) dan ruang lingkup materi yang menjadi tujuan akhir dari pembelajaran TP yang dari CP apakah perlu diturunkan lagi menurut tingkat kognitif Bloom atau hanya dari TP Mencari Praktek baik dari guru berbagi di PMM dan mencari refenrensi materi yang ada di PMM dan materi sertifikasi pendidik juga di PMM

A.I.3 Hasil Telaah dan minta komentar teman sejawat # A. I. Menerapkan Prinsip Understanding by Design Pada Pembelajaran

Bapak/Ibu guru, pada tahap sebelumnya Bapak/Ibu guru telah mengeksplorasi prinsip UbD dalam merancang pembelajaran. Pada tahap ini, siapkan salah satu perencanaan pembelajaran (RPP/modul ajar) yang Bapak/Ibu guru miliki. Ajaklah   teman sejawat/kepala sekolah/pengawas untuk menelaah rancangan pembelajarannya dengan mengisi rubrik checklist . Rubrik ini memandu Bapak/Ibu guru dalam merefleksikan perencanaan pembelajaran dengan pendekatan UbD.   Dengan   demikian, Bapak/Ibu guru dapat mengetahui sejauh mana perencanaan pembelajaran tersebut relevan dengan prinsip UbD. Modul mapel ekonomi yang saya buat bisa diliat di link dibawah ini: Ekonomi 11 Bab 2 - Pendapatan Nasional Dan Kesenjangan Ekonomi Tabel   1.2   Rubrik   Checklist   Perancangan   Pembelajaran   dengan   Prinsip   UbD   Item   Pernyataan Sudah Belum   Langkah   1.   Menentukan   Tujuan   Pembelajaran   Saya mengidentifikasi sasaran pembelajaran dan fokus pada pemahaman   konsep   yang   mendalam   dan   penerapan   pengetah