Materi Paedagogik yang pertama adalah teori belajar, yang menjadi landasan kependidikan, Apa saja teori belajar dibahas di artikel dibawah ini
Teori Belajar
Dalam dunia psikologi pendidikan, Anda akan berkenalan dengan teori belajar yang selalu jadi topik menarik untuk diperbincangkan. Teori belajar sendiri didefinisikan sebagai metode yang menggambarkan bagaimana seseorang melakukan proses belajar.
Adapun pengertian dari belajar menurut Ernest R. Hilgard adalah kegiatan atau proses yang dilakukan secara sengaja dan menimbulkan perubahan atas keadaan sebelumnya. Umumnya setelah belajar seseorang cenderung melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik.
Di Sini, akan dibahas 4 jenis teori belajar, meliputi: teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivistik, dan teori belajar humanistik.
1. Teori Kognitif
Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving, analisis, prediksi, dan perasaan.
Menurut teori belajar kognitif belajar dianggap terjadi jika terdapat perubahan persepsi dan pemahaman. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, keterlibatan peserta didik secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan setruktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik.
Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat komputer. Proses awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya hingga mendapatkan hasil akhir. Beberapa tokoh yang berperan mengembangkan teori ini adalah Jean Piaget, Bruner, dan Ausubel.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh penerapan teori kognitif adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara serta diskusi dengan teman-temannya.
Ciri Umum Teori Kognitif
- Peran pendidik menurut terori belajar kognitif adalah sebagai pembimbing untuk mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik
- Mementingkan proses dari pada hasil
Ciri Lainya:
- Memilih materi pembelajaran
- Menentukan topik-topik yang akan diberikan ke peserta didik
- Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi yang dapat digunakan peserta didik untuk bahan ajar
- Mengatur Topik peserta didik dari konsep paling kongkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke kompleks, untuk melakukan tugas dengan baik peserta didik harus lebih tahu dulu tugas yang bersifat sederhana.
- Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Teori Behavioristik
Teori yang dianut sejumlah ilmuwan, seperti Gage dan Berliner ini menyatakan bahwa sebuah pengalaman mampu mengubah tingkah laku (kebiasaan atau proses berpikir) seseorang sebagai hasil proses belajar dari pengalaman itu sendiri.
Pada teori belajar behavioristik seseorang dianggap belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic” yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari.
Untuk mengaplikasikan teori ini, seorang guru perlu melakukan beberapa proses, seperti memberikan dorongan supaya muridnya dapat merasakan rasa ingin tahu, melakukan stimulus guna memperoleh respons siswa, dan melakukan penguatan (reinforcement)—pengulangan stimulus dalam bentuk berbeda.
Ciri Umum Teori Behavioristik:
- Pendidik sangat mendominasi dalam proses pembelajaran, dengan cara memberikan stimulus, penghargaan atau hukuman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik, Sementara peserta didik dipandang sebagai objek yang pasif.
Ciri lainnya:
- Menentukan materi pembelajaran
- memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, topik dsb.
- Menyajikan materi pelajaran
- Memberikan Stimulus, berupa; pertanyaan lisan maupuntertulis, tes, kuis, latihan dan tugas-tugas
- Mengamati dan menkaji respons yang diberikan siswa
- memberikan penguatan/reinforcement (penguatan positip atau negatif ) juga hukuman.
- Evaluasi hasil belajar.
Teori Humanis
Teori belajar selanjutnya adalah humanistik yang berkembang dari teori behavioristik. Tokoh dari teori humanis adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow. Dilihat dari definisinya, teori humanis adalah metode pembelajaran yang fokus pada peserta didik guna mengembangkan potensinya.
Ada beberapa faktor yang mendukung teori humanis, yaitu peran kognitif—pemahaman seseorang tentang ilmu pengetahuan, dan peran afektif—faktor mental yang membentuk individu.
Dengan mengaplikasikan teori humanis, siswa akan merasa senang selama proses belajar dan bisa menguasai materi dengan gampang.
Ciri Umum Teori Humanisme:
- Dalam praktek teori humanistik cenderung mengarahkan siswa untuk dapat berfikir induktif (bentuk pembuktian dengan argumen/pendapat), mementingkan pengalaman, dan membutuhkan keterlibatansiswa secara aktif didalam proses pembelajaran,
- Peran pendidik sebagai fasilitator yang berupaya menciptakan kondisi yang mendukung seperti empati, penghargaan dan umpan balik positif
Teori Konstruktif
Teori konstruktif sejatinya sudah ada dari dulu, namun masih digunakan sampai sekarang karena bersifat efektif dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan zaman. Lewat teori konstruktif, peserta didik diajak untuk mendalami pengetahuan secara bebas atau juga bisa memaknainya sesuai pengalaman.
Menurut pandangan konstruktivistik pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri peserta didik. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengembangkan ide-idenya secara luas. Sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar
Dalam praktiknya, siswa akan diberi ruang untuk membuat ide atau gagasan menggunakan bahasanya sendiri. Dampaknya, lewat penjelasan yang familier, orang lain diharapkan mampu menerima ide yang disampaikan dan merangsang imajinasinya.
Ciri Umum teori Konstruktivisme:
- karakteristik dalam proses pembelajaran adalah berpusat pada siswa, adanya " penyelesaian masalah", proses menemukan, interaksi sosial, dan pengetahuan atau pemahaman baru. Mengembangkan berfikir dan berkreasi.
- Pendidik hanya berperan sebagai fasilitator, motivator dan mediator dalam pembelajaran
Ciri Lainnya;
- Tahap Appersepsi, ini berguna untuk mengumgkap konsep awal siswa, siswa didorong agar mengemukan pengetahuan awalnya tentang konsep yang kan dibahas, Bila perlu guru memancing pertanyaan-pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari dan mengkaikannya dengan konsep.
- Tahap Eksporasi, mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemahamanya tentang konsep tersebut;
- Tahap diskusi dan penjelasan konsep;
- Tahap Pengembangan dan aplikasi konsep, Guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan maupun melalui pemunculan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu0isu dalam lingkungan siswa tersebut.
Baca Juga :
- Empat Kompetensi Dasar Yang Harus Di Miliki Guru Berdasarkan UU No.14 TAHUN 2005
- Teori Belajar dan Pembelajaran
Slide Pedagogik = Ringkasan Materi Pendagogik
Tambahan Teori Belajar
- Tahap Perkembangna\Kognitif Peaget
- Burrhursn Fredderic Skinner (Punish)
- Belajar Menurut Jhon Broades Watson (Stimullus dan respon)
- Belajar menurut Thorndike
- Perkembangan Moral Kohlberg
Tahapan Perkembangan Moral Kohlberg
- obedience and punisment, anak ,emilai baik-buruknya berdasarkan akibat perbuatan
- naively egoistik orientation, kepedulian apakah mendatangkan keuntungan atau tidak atau anak menilai baik buruknya berdasarkan kontrak/imbal jasa.
4. authority and sosial order maintenance orientation, menilai baik buruk berdasarkan ketertiban sosial.
Tahapan Perkembangan Kognitif Peaget
1. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
2. Tahap praoperasional (umur 2-7/8 tahun)
3. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
4. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
1) berpikir adolesensi ialah berpikir hipotetis-dedukatif. Ia dapat merumuskan banyak alternatif hipotesis dalam menanggapi masalah, dan mengecek data terhadap setiap hipotesis untuk mendapat keputusan layak. Tetapi ia belum mempunyai kemampuan untuk menerima atau menolak hipotesis.
Komentar
Posting Komentar