Langsung ke konten utama

Teori Belajar Piramida Belajar Edgar Dale, Piaget, Ausubel, Gagne, Bruner, Kohlberg dan Maslow

Teori belajar adalah pengetahuan tentang proses belajar baik kognitif (pikir), moral, prilaku yang dikemukan oleh beberapa pakar pendidikan dan psikologi  seperti Edgar Dale, David Asubel, Abraham Maslow, Gagne, dan Piaget

Dibawah ini adalah resume teori belajar yang diekemukan para ahli dan dijadikan dasar untuk perencanaan, pelasanaam, dan evalusi pembelajaran



Teori Belajar Maslow

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham maslow . yang dikaitkan dengan kebutuhan siswa dalam belajar.


Contoh soalnya.

1. Tindakan yang dilakukan guru untuk menumbuhkan kasih sayang antara guru dan peserta didik       berdasarkan teori maslow .....

a. mengutamakan memberikan reiforcement positip dari pada penerapan sangsi hukuman (2. rasa aman)

b. membuat peraturan pendisplinan siswa secara tegas dan adil untuk semua siswa (2. rasa aman)

c. menerima dan menghargai pendapat siswa saat melakukan diskusi ( 3. kasih sayang)

d. memberikan materi sesuai kebutuhan siswa (4. Penghargaan)

e. mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana siswa dapat saling menghormati  dan mempercayai, tidak salimng mencemoh (4. Penghargaan)


2. Yang berdasarkan merupakan kebutuhan penghargaan pada peserta didik berdasarkan teori maslow ...

a. Cinta dan persahabatan ( 3. kasih sayang)

b. kebutuhan kreatifitas (5. aktualisasi diri)

c. tersedianya sarana pokok (1. kebutuhan fisik)

d. rasa percaya diri ( 4. penghargaan)

e. keamanan dan kebebasan dari rasa takut dan ancaman ( 1. rasa aman)


Baca Juga:


Teori Belajar Edgar Dale ( Kerucut Pengalaman)

Teori ini membahas pengalaman belajar mana yang paling diingat dan dipahami para siswa dalam belajar.


Jenis media yang paling effektif membawa pengalaman dan pemahaman ke siswa dalam belajar bis dilihat dari bagan dibawah ini.

Semakin ke bawah atau kongret media pembelajarannya makin effektif untuk pemahaman dan pengalaman siswa belajar.




Contoh soalnya

1. Bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat dilakukan guru pada materi sejarah SD agar peserta didik memiliki pengalaman belajar bermankna menurut edgar dale adalah .....

a. meminta peserta didik menonton televisi tentang tempat-tempat bersejarah
b. mengajak peserta didik untuk menonton pameran museum
c. meminta peserta didik membaca buku di perpustakaan untuk mengali materi sejarah yang diajarkan
d. mengajak peserta didik melakukan darmawisata ke tempat-tempat bersejarah
e. menggunakan media gambar yang menarik tentang tempat bersejarah dan peninggalannya.

Baca Juga: 


Teori Belajar Piaget

1. Asimilasi (konsep sama )

Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pemahaman baru dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.

misalnya siswa sudah belajar persegi panjang maka dia bisa menghitung luas sawah berbentuk persegi panjang dengan panjang dan lebarnya

2. Akomodasi ( konsep mulai berubah)

Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan baru, atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.
misalnya siswa menguasai luas persegi panjang, kemudian guru memberikan pembelajaran luas lingkaran dengan mengkaitkan luas persegi panjang. Dan akhirnya siswa bisa menguasai luas lingkaran dan pendekatan persegi panjang.

3. Ekulibrasi

equilibrum adalah keseimbangan abtara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskulibrum adalah keadaan dimana tidak seimbangngnya psoses asimilasi dan akomodasi.

Contoh soalnya
1. Tindakan guru yang tepat dalam mengembangkan kemampuan akomodasi menurut jean piaget adalah ....
a. meminta siswa membandingkan sifat zat pada dengan sifat zat cair
b. meminta siswa menyelesaikan masalh luas tanah berbentuk segitiga setelah mempelajari konsep segitiga
c. meminta siswa menghitung penjumlahan bilangan 10 sd 20 setelah belajar bilangan 1-10
d. setelah siswa mengamati hewan berkaki 2 yaitu ayam dan burung, siswa di mita menganalisi ciri bebek dan angsa

Tahap perkembangna Kognitif menjadi 4 bagian

1. Tahap Sensormotorik (umur 0- 2 tahun)
pancaindra (sensor) ke gerakan (motorik)

2. Tahap Preoperasional (umur 2 - 7 tahun)
penggunaan tanda bahasa atau Symbol dan berkembangnya konsep-konsep intuitif
Contoh menulis hurup, mencoret-coret

3. Tahap Operasional Kongkret (umur 7-11 tahun)
Penggunaan operasi, penalaran logika misalnya berhitung dengan benda kongkrit
misalnya menghitung dengan Lidi (benda kongkrit)

4. Tahap Operasional Formal (umur 11/12 -18 tahun)
Individu memulai pemikiran pengalaman diluar pengalaman kongkret, pemikirannya lebih abstrak. idealis dan logis. Pemecahan masalah disajikan verbal tanpa benda kongkret.

Contoh soalnya

1. Siswa ketika ditanya berapa hasil 10 + 30 ternyata tidak bisa, namun ketika diminta untuk menjumlahkan 10 lidi dan 30 lidi ternyata bisa menjawab 40 lidi nenurut Piaget tahap perkembangan siswa tersebut adalah ....

a. Senso motorik
b. Operasional Kongkret
c. Operasional Formal
d. Pra operasional
e. Pra Konvensional

Baca Juga:


Teori Belajar Ausubel

Prinsip-prinsip dalam penerapan belajar Ausubel dalam belajar adalah ...

1. Pengaturan awal (advance organizer). 

Pengatur awal atau bahan pengait dapat digunakan guru dalam nce membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya. Pemggunaan pengatur awal tepat dapat meningkatkan pemahaman berbagai macam materi , terutama materi pelajaran yang telah mempunyai struktur yang teratur. 

Pada saat mengawali pembelajaran dengan prestasi suatu pokok bahasan sebaiknya “pengatur awal” itu digunakan, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

2. Diferensiasi Progresif. 

Dalam proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan kolaborasi konsep-konsep. Caranya unsur yang paling umum dan inklusif dipekenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti proses pembelajaran dari umum ke khusus (deduktif).

3. Belajar Superordinat. 

Belajar superordinat adalah proses struktur kognitif yang mengalami petumbuhan kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut.

Proses belajar tersebut akan terus berlangsung hingga pada suatu saat ditemukan hal-hal baru. Belajar superordinat akan terjadi bila konsepkonsep yang lebih luas dan inklusif.

4. Penyesuaian Integratif. 

Pada suatu saat siswa kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa dua atau lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama atau bila nama yang sama diterapkan pada lebih satu konsep. Untuk mengatasi pertentangan kognitif itu, Ausuble mengajukan konsep pembelajaran penyesuaian integratif 

Caranya materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat menggunakan hiierarkhi-hierarkhi konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan. Penangkapan (reception learning). Belajar penangkapan pertama kali dikembangkan oleh David Ausuble sebagai jawaban atas ketidakpuasan model belajar diskoveri yang dikembangkan oleh Jerome Bruner tersebut. 

Menurut Ausubel , siswa tidak selalu mengetahui apa yang pening atau relevan untuk dirinya sendiri sehigga mereka memerlukan motivasi eksternal untuk melakukan kerja kognitif dalam mempelajari apa yang telah diajarkan di sekolah. Ausable menggambarkan model pembelajaran ini dengan nama belajar penangkapan.

Baca Juga :

1. Kegiatan awal yang harus dilakukan guru sebelum memberikan materi pembelajaran menurut Ausubel adalah ......
a. menginformasikan kompetensi yang harus dikuasai setelah melaksanakan pembelajaran
b. memberikan motivasi peserta didik agar semangat dalam melakukan pembelajaran
c. menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan
d. memberikan apersepsi materi dengan mengaikan materi sebelumnya dengan yang akan di pelajari
e. meyiapkan materi yang menarik dan kongkret agar peserta didik dapat lebih mudah memahami materi

2. langkah penyajian materi yang sesuai denganprinsip belajar Aubsubel dalam menyajikan materi adalah .....
a. merancang materi dari khusus ke umum
b. merancang materi dari umun ke materi spesifik
c. merancang materi konstektual
d. merancang materi yang mengaktifkan siswa dalam berfikir induktif

Teori Belajar Gagne

Fase-fase belajar menurut Gagne ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu

a. Fase Penerimaan ( Apprehending phase)
Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan etrakhir pencatatan

b. Fase Penguasaan ( Acquisition phase)
Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah sesorang telah belajar atau belum. orang yang telah belajar akan dapat dibuktikan dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan dan sikapnya.

c.  Fase Pengendapan (Storeage phase)
Seseatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan

d. Fase Pengungkapan kembali (Retrieval Phase)
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dalam ingatan) dengan maksut untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan.

maka implikasi dalam pembelajaran siswa adalah .....

  1. Mengontrol perhatian siswa
  2. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru
  3. Merangsang mengigat kembali kemampuan-kemampuan siswa 
  4. Penyajian stimulus yang tidak dipisahkan dari tugas belajar
  5. Memberikan bimbingan belajar (Fase penerimaan dan Penguasaan)
  6. Memberikan umpan balik
  7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memeriksa hasil belajar  yang telah dicapainya
  8. memberikan kesempatan untuk berlangsungnya trasfer of learning
  9. memberikan kesempatan untuk melakukan praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan (Fase Pengendapan dan pengungkapan kembali)
Fase pembelajara Gagne dapat dilihat pada bagan dibawah ini .....




Baca Juga:

Contoh soalnya 

1. Tindakan guru agar hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa dapat bertahan lama dalam ingatan siswa dala, gagne adalah .....

a. Merangsang kemampuan siswa untuk pembelajaran berikutnya Fase penerimaan

b. Membimbing siswa saat melakukan diskusi  Fase penguasaan

c. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya Fase pengendapan

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk presentasi hasil kerja kelompok   Fase pengukapan kembali

e. Meminta peserta didik melakukan praktek dan kemampuan yang baru diberikan melalui proyek   Fase pengukapan kembaliTeori


Teori Belajar Brunner

Brunner membuat tahapan belajar menjadi 3 bagian yaitu:

a. Tahap Enaktif

Dalam tahap ini, penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik) objek(benda/benda kongkret)

b. Tahap Ikonik

Pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.

c. Tahap Simbolis

Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang objek tertentu.

Contoh Soal

1. pak nandi menerapkan pembelajaran pada teori Bruner pada materi penjumlahan dua buah bilangan bulat 4 + . Secara garis besar, urutan pembelajaran yang dapat dilakuakn oleh pak nandi adalah ....

a. menggunakan benda kongket(4 buah penghapus dan 2 buah penghapus), Siswa diminta mengjitung semua penghapus, kemudian menyimbolkan dalam bentuk bilangan, selanjutnya menggambarkan model penghapus dipapan tulis.
b. menggambarkan model penghapus dipapan tulis,. menyimbolkan oprasi hitung penjumlahan bilangan 2 + 4 di papan tulis,  selanjutnya menggunakan benda kongket(4 buah penghapus dan 2 buah penghapus), kemudianSiswa diminta mengjitung semua penghapus di papan tulis.
c. menggunakan benda kongket(4 buah penghapus dan 2 buah penghapus), Siswa diminta menghitung semua penghapus, kemudian menggambarkan model penghapus dipapan tulis.selanjutnya menyimbolkan dalam bentuk bilangan, 
d. menggambarkan model penghapus dipapan tulis,. menyimbolkan oprasi hitung penjumlahan bilangan 2 + 4 di papan tulis,  selanjutnya menggunakan benda kongket(4 buah penghapus dan 2 buah penghapus), kemudianSiswa diminta mengjitung semua penghapus di papan tulis.


Tahapan Perkembangan Moral Kohlberg

Kohlberg membagi perkembangan moral siswa menjadi 3 bagian, dengan 2 tahapan disetiap bagiannya.
yaitu:

a. Tahap Pre-Convesional (6 - 10 th)
  1. obedience and punisment,  anak ,emilai baik-buruknya berdasarkan akibat perbuatan
  2. naively egoistik orientation, kepedulian apakah mendatangkan keuntungan atau tidak atau anak menilai baik buruknya berdasarkan kontrak/imbal jasa.
b. Tahap Convensional, (10 - 17 th)

3. good boy orientation, nilai baik-buruknya berdasarkan persetujuam orang tua
4. authority and sosial order maintenance orientation, menilai baik buruk berdasarkan ketertiban sosial.

c. Tahap Post convensional (17 - 28 th)

5. contreaktual legalistik orientation, orang menilai baik-buruknya benar salah dari hukum berlaku
6. consinces  or principle orientation, baik buruknya berdasarkan hati nurani

Baca Juga: 

Anda Juga bisa mengunjungi Website dan Channel Youtube saya :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Paedagogik | 2.0 HOTS (High Order Teaching Skill) Untuk Perencanaan Pembelajaran

Materi paedagogik setelah landasan pendidikan dan karateristik peserta didik adalah perencanaan pembelajaran, dimana landasan penyusunanya adalah dimensi keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS (High Order Teaching Skill) Mengapa HOTS penting ?  Semua negara berlomba-lomba membuat masyarakatnya mempunyai masyarakat cerdas, karena menyangkut masalah kejayaan sebuah negara.  Makin Cerdas pengetahuan dan ketrampilan warganya makin maju dan berjaya negaranya, karena gerbang kemajuan disegala bidang pembangunan sebuah bangsa adalah pondasinya dari sistem dan hasil pendidikannya. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga standar soal UN ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan. Apa Itu HOTS ? Resnick (1987) medefinisikan keterampilan berpiki...

Materi Paedagogik | 1.1 TEORI BELAJAR

Materi Paedagogik yang pertama adalah teori belajar, yang menjadi landasan kependidikan, Apa saja teori belajar dibahas di artikel dibawah ini Di bahasan awal dari kompetensi paedagogik adalah landasan kependidikan dan karakteristik perserta didik (PD), sebelum membuat perencanaan pembelajaran, keduanya masuk ke dalam Teori Belajar. Teori Belajar Dalam dunia psikologi pendidikan, Anda akan berkenalan dengan teori belajar yang selalu jadi topik menarik untuk diperbincangkan. Teori belajar sendiri didefinisikan sebagai metode yang menggambarkan bagaimana seseorang melakukan proses belajar. Adapun pengertian dari belajar menurut Ernest R. Hilgard adalah kegiatan atau proses yang dilakukan secara sengaja dan menimbulkan perubahan atas keadaan sebelumnya. Umumnya setelah belajar seseorang cenderung melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik.  Di Sini, akan dibahas 4 jenis teori belajar, meliputi: teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivistik, ...